Kajian berkenaan dengan manusia yang bertujuan mengidentifikasinya diuraikan antropologi, berkorelasi dengan etimologis, wacana atau risalah tentang manusia. Tetapi di masing-masing bidang ini pendekatan "sektoral" digunakan, di mana satu atau lain aspek keberadaan manusia diperiksa, dan karenanya kata benda "antropologi" disertai dengan kata sifat yang membatasi ruang lingkup penyelidikan. Jadi, meskipun terminologi yang digunakan tidak selalu sama, kita memiliki antropologi budaya, mempelajari kebiasaan dan kebiasaan manusia terstruktur dari waktu ke waktu sebagai ekspresi hubungan khusus dengan orang lain dan dengan lingkungan, dan antropologi psikologis. Perilaku manusia dari sudut pandang dinamika mental untuk memahami bagaimana identitas psikologis dibentuk dan bagaimana gangguan dan gangguan kepribadian muncul. Antropologi sosial menganalisis dinamika hubungan antara individu untuk menyoroti unsur-unsur umum untuk berbagai bentuk masyarakat. Antropologi etnologis, yang mempelajari kelompok manusia, menggambarkan dan membandingkan ciri-ciri bersama mereka dalam kaitannya dengan kondisi geografis, sejarah, dan klimaks di mana mereka tinggal. Analisis ilmiah-eksperimental (yaitu, berdasarkan pengamatan, pada verifikasi empiris), yang tidak dapat menjelaskan orang dalam dirinya sendiri; yaitu, dilihat secara global dan bukan dari sudut pandang tertentu. Antropologi hukum merefleksikan manusia dalam memahami hukum, prinsip-prinsip dasar hukum sebagai produk budaya.